Selasa, 16 Oktober 2012

UMBAKA

UMBAKA a.k.a tembakau
Dikenal sebagai tembakau. Daun yang dikembangkan oleh bangsa ATLANTIS dan keturunannya untuk membuat bodoh manusia yang bukan ras mereka. Rekayasa genetika UMBAKA dikembangkan dari beberapa jenis daun termasuk mariyuana. Bangsa ATLANTIS melakukannya 5000 th SM. UMBAKA disebarkan sejak Jaman Mesir Kuno
UMBAKA merupakan singkatan dari bahasa Atlantis yaitu UDHERA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau bisa dierjemahkan menjadi UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN FIKIRAN.
 
Saat ini, UMBAKA dikenal sebagai tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus. Otomatis akan menambah ketebalan KLAD pada mitochondria, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola fikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh bangsa pengembang agar hanya bangsa merekalah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan umbaka ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas :
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.
Dua orang pegawai perusahaan perkebunan tembakau "Deli-Maatschappij" di awal abad ke-20 di Deli, Sumatera Timur.
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Logo Perusahaan Rokok Philip Morris
ATLANTEAN / Yahudi adalah bangsa yang picik lagi jahat. Di tengah Yahudi menjadi aktor produsen asap mematikan itu, namun di saat itu pula mereka mengutuk penggunaan (bahkan melarangnya) di negeri mereka sendiri.

Perlu dicatat, Philip Morris, pabrik rokok terbesar di Amerika menyumbangkan 12% dari keuntungan bersihnya ke Israel. Saat ini jumlah perokok di seluruh dunia mencapai angka 1,15 milyar orang, jika 400 juta diantaranya adalah perokok Muslim, berarti umat muslim menyumbang 35% dari jumlah perokok dunia. Laba yang diraih oleh produsen rokok bermerek Marlboro, Merit, Benson, L&M itu setiap bungkusnya pun mencapai 10%.
DR. Stephen Carr Leon yang pernah meneliti tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi. Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa NIKOTIN akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya.
Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh”atau “dungu”. Jadi sekali lagi, jika penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi ! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi. Ironis sekali. Siapakah yang kemudian menjadi konsumen asap-asap rokok buatan Negara Zionis itu? Anda, teman anda, orangtua anda, atau anak kita? Hanya kita yang bisa menjawab.
1. Sebatang rokok mengandung 4.000 (empat ribu) zat / bahan kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, diantaranya:
  • aceton, zat penghapus cat
  • hydrogen cianide, racun untuk hukuman mati
  • methanol, bahan bakar roket
  • ammonia, dimethrilnitrosamine, pembersih lantai
  • nepthalene, kapur barus
  • toluene, pelarut industri
  • polonium, bahan bakar korek api
  • arsenic, racun mematikan serangga
  • cadmium, bahan aki mobil
  • carbon monoxide dan bhutane, gas beracun dari knalpot

2. Ada 24 penyakit fatal akibat merokok:
Rokok merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter.
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung perokok berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh perokok akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.
Foto Hasil Otopsi Tubuh Seorang Perokok Berat
Nikotin yang terhisap kedalam tubuh manusia akan merusak jaringan sel tubuh, termasuk yang paling rentan adalah sel otak. Seorang bapak perokok dipastikan akan mempunyai anak / keturunan yang rendah tingkat kecerdasannya (bodoh) karena sel otaknya telah tercemari racun rokok sejak dalam kandungan.
Sebenarnya dengan pemasangan iklan rokok di berbagai Media dan sebagainya sudahlah tidak mengherankan untuk negeri kita ini, rokok menjadi raja industri yang bisa melakukan apa saja, bahkan saat banyak yang setuju dengan pelarangan rokok di Indonesia ternyata ada juga yang berpendapat “Indonesia Super League” tidak akan ada tanpa rokok. Sedemikian parahnya rokok “menguasai” Indonesia, sehingga ketergantungan pemerintahpun begitu tinggi terhadap pajak, bea cukai yang dihasilkan dari rokok ini.
Coba kita melihat ke dua Negara yang dapat disebut memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, Israel misalnya? Dan tentunya Singapura yang menjadi tangan kanan Israel di Asia tenggara saat ini, bukan rahasia lagi jika Singapura merupakan Negara yang sangat dekat dengan Amerika dan Israel.
Di Israel, merokok itu tabu! Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa NIKOTIN akan merusak sel utama yang ada di dalam otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya.
Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau kita perhatikan, maka penghasil rokok terbesar di Dunia saat ini adalah orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi. Mengapa? Inilah yang menjadi Agenda tersembunyi dari Kaum Zionis ATLANTEAN, masyarakat Non Yahudi di biarkan merokok dengan sepuas-puasnya, sedangkan mereka sebagai produsen rokok tidak memakainya, karena selain mereka tahu bahwa di dalamnya terdapat zat yang merusak sel-sel otak atau kebodohan , selain itu untuk merusak generasi non Yahudi.
Berdasarkan terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan Dr, Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi dengan meningkatkan konsumsi gizi serta larangan merokok, sedangkan upaya mengkerdilkan bangsa non Yahudi, makanan-makanan perusak termasuk di dalamnya rokok sengaja diciptakan.
Di Indonesia, fenomenanya lebih sadis lagi. Rokok bukan saja lekat kepada lelaki dewasa, namun wanita, remaja, bahkan anak kecil hingga ulama. Masih ingat dalam benak awak media, ucapan KH. Kholil Ridwan dalam deklarasi MIUMI. Beliau mengatakan ada dua jenis ulama di Indonesia, ulama yang tidak merokok dan ulama yang merokok. Bahkan untuk menentukan fatwa haram rokok di Indonesia masih terjadi silang sengketa.
Anak kecil perokok ada di Indonesia
Negara Singapura sebagai Negara dengan yang memiliki komunitas Yahudi terbesar di Asia Tenggara, di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua, Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar bandingkan dengan Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”.
Dengan mempertahankan ‘cultur” atau “habbit” merokok, apakah memang kita  ingin melahirkan generasi “Bodoh” dan “Dungu” kelak? Atau sadarkah kita bahwa kita sedang terperangkap dalam grand design Pembodohan dan Pedunguan dengan mendewa-dewakan rokok tersebut? Semoga kita semakin sadar bahwa generasi kita kelak dalam ancaman rusaknya moral karena kebodohan dan kedunguan yang sedang diciptakan.

Sumber :
www.eramuslim.com dan berbagai sumber. (Edited)
Youtube dengan judul : Film Dokumenter : Fenomena Rokok di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar