Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci
agung, yang akan terjaga keagungan keaslian sampai akhir zaman. Dia adalah
sebuah petunjuk, seperti yang tercantum pada pembukaan Al-Qur’an.
Dia adalah petunjuk, bagi
orang-orang yang beriman
(Al-Baqarah: 2).
Menyoroti keberaannya, dalam
keseharian umat muslim sekarang, apalagi umat muslim di Indonesia, mungkin kita
harus sama-sama instropeksi diri. Jangan sampai terjatuh kelembah yang sangat
hitam, dengan mengatasnamakan ke agungan Al-Qur’an. Petunjuk, kata yang sudah sangat
jelas maknanya. Dalam artian, sebagai tuntunan, arah dan bimbingan perilaku.
Sehingga tidak heran jika umat muslim mempunyai perilaku seperti yang
tergambarkan dalam al-Qur’an bagi yang mengamalkannya.
Pernahkah saudaraku memperhatikan
bagaimana al-Qur’an diperlakukan bagi sebagian saudara kita, khususnya yang ada
di Indonesia, lebih terkhusus lagi bagi saudara kita yang masih ada sinkretisme
adat setempat dengan Islam. Sungguh sangat memprihatinkan, al-Qur’an yang
seyogyanya menjadi petunjuk, berubah menjadi matra yang sakti bagi mereka,
Nauzubillahi minzaliq. Syetan akan terus menggelincirkan
umat ini, dimanapun dia akan berada. Dia akan tetap menggelincirkan sebagian
orang-orang yang tetap masih membaca al-Qur’an apalagi yang tidak membacanya.
Paham bahwa al-Qur’an memang ampuh dan sakti, memang tidak bisa dipungkiri,
tetapi keampuhannya bukan sebagai pengisir jin, roh halus azimat dan
sebagainya. Walau, memang ada beberapa ayat al-Qur’an yang mempunyai kandungan
dan keagungan tersendiri, tetapi, tidak lepas sebagai pemberi petunjuk dan
pemberi peringatan. Yang lebih ironis, al-Qur’an bukan
lagi sebagai petunjuk bagaimana seorang umat muslim berperilaku, tetapi dia
sudah berubah menjadi mantra-mantra pengisir jin, syetan, ataupun pengusir
makhluk halus bagi orang kesurupan, lilmu kebal dan lain-lain. Sadarkah
saudaraku, bahwa syetan akan tetap berusaha menggelincirkan kita, dari arah
yang tidak disangka-sangka.
Melalui tulisan yang sangat pendek
ini, saya mengajak saudaraku untuk tetap memperbarui iman, jangan sampai
terjatuh kelembah yang sangat hitam, lembah kemusyrikan, padahal kita tidak
menyadari. Kita jadikan al-Qur’an ke azalinya diturunkan, dan mengajak
saudara-saudara kita untuk kembali ke jalan ini, jalan yang tetap lurus, di
bawah cahaya keimanan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar